Apoteker Harus Tingkatkan Kualitas
Tuesday, Nov 29 2016 at 04:31 PM
JOGJA (jurnaljogja.com) – Menteri Kesehatan Prof Dr Nila F Moelloek minta semua pihak di bidang kesehatan mempersiapkan diri agar bisa bersaing dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), termasuk di dalamnya apoteker harus mampu meningkatkan kualitas agar memiliki daya saing.
     “Peluang dan tantangan yang timbul akibat pelaksanaan MEA harus dihadapi dengan upaya peningkatan mutu dan profesionalisme tenaga kesehatan Indonesia, melalui pelaksanaan pelayanan yang sesuai dengan standar profesi apoteker,” kata Nila F Moelloek pada pada Rakernas dan Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Ikatan Apoteker Indonesia di Ballroom The Alana Hotel Jogjakarta, Selasa (27/9).
     Rakernas ini merupakan agenda tahunan yang digelar untuk meningkatkan kinerja dan profesionalisme apoteker yang berada di bawah organisasi IAI. Pada Rakernas dan PIT IAI kali ini diikuti  lebih dari 1800 apoteker berasal dari 34 provinsi di Indonesia.  Rakernas  mengusung tema ‘Developing Pharmacist Role for Better Quality of Life in AEC Era’, berlaangsung selama tiga hari hingga 29 September 2016.
     Menurut Menkes, sebagai pelaksanaan dari Undang Undang No 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, bahwa pembangunan apoteker sebagai tenaga kesehatan berperan penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat. Ini dimaksudkan agar masyarakat mampu untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat sehingga akan terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
     Sampai Januari  2016, disebutkan, pelayanan penyakit katastrofik di era JKN menghabiskan biaya klaim sebesar Rp 74,3 miliar dengan pemanfaatan tertinggi pada penderita penyakit Jantung, yaitu 905.223 penderita dan biaya klaim sebesar Rp 6,9 triliun, diikuti kasus kanker sebesar Rp 1,8 triliun dan kasus stroke sebesar Ro 1,548 triliun.
    Menkes Nila Moelloek menyampaikan pula bahwan  Jaminan Sosial Kesehatan melalui Program JKN saat ini terus mengalami peningkatan kepesertaan. Data per 9 September 2016 menunjukkan total jumlah peserta sebanyak 168.807.302 orang.  Di sisi provider Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes)  bekerja sama dengan BPJS juga terus meningkat. Sampai dengan 11 September 2016 telah tercatat sebanyak 25.654 provider JKN. Jumlah tersebut terdiri atas 20.663 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), 2.028 Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan (FKTL), 2.009 Apotik, dan 953 Optik.
    Dalam upaya meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak, dilakukan dengan pendekatanContinuum of Care yang dimulai sejak masa pra hamil, hamil, bersalin dan nifas, bayi, balita, hingga remaja (pria dan wanita usia subur). Pada masa pra hamil, program ditujukan bagi pasangan usia subur (PUS) melalui program keluarga berencana, yang diarahkan menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Dengan demikian diharapkan setiap PUS dapat merencanakan kehamilannya dengan baik dan terhindar dari kehamilan yang tidak diinginkan (KTD). Untuk PUS juga dikembangkan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu (PKRT) di Puskesmas,” jelasnya. (bam)
 
Source: http://jurnaljogja.com/apoteker-harus-tingkatkan-kualitas/