Dominique Jordan Presiden International Pharmaceutical Federation (FIP)
Sunday, Sep 02 2018 at 05:08 PM

GLASGOW – Apoteker asal Swiss, Dominique Jordan terpilih sebagai presiden International Pharmaceutical Federation (FIP) dalam kongres ke 78 yang digelar di The Scottish Event Campus (SEC), 2-6 September 2018. Jordan, pemilik apotek dan mantan chief executive officer(CEO) dari Swiss Association of Pharmacists (pharmaSuisse), telah bergabung dengan FIP selama lebih dari satu dekade termasuk sebagai ketua federasi Boards of Pharmacy Parctice sejak 2014.

‘’Di seluruh dunia, sistem kesehatan menghadapi perubahan karena tren baru dan demografi, tantangan politik dan ekonomi. Sudah waktunya bagi FIP untuk memikirkan kembali perannya dan manfaatnya bagi anggota, mitra, dan masyarakat,’’ ungkap Jordan usai terpilih sebagai presiden untuk periode 2018-2022.

Sebagai presiden dari pharmaSuisse selama 12 tahun, Jordan telah membawa sejumlah perubahan dalam profesi farmasi di Swiss. Diantaranya adalah pengenalan gelar pascasarjana untuk apoteker di rumah sakit dan komunitas yang diakui oleh pemerintah federal. Jordan juga memulai diberikannya remunerasi untuk jasa pelayanan bagi apoteker di apotek serta menerapkan sistem manajemen mutu berdasarkan International Organization for Standardization yang memungkinkan dilakukannya evaluasi pada apotek.

“Dengan mempertimbangkan apa yang sudah dilakukan oleh presiden FIP sebelumnya, saya akan memberikan dorongan baru bagi perkembangan FIP dan lebih banyak menggunakan potensi unik yang dimiliki federasi, mengumpulkan ilmu pengetahuan serta praktik dan pendidikan di bawah satu atap. Ini akan menjadi prioritas saya untuk mengarahkan evolusi FIP dalam struktur organisasi, tata kelola, prosedur dan misinya untuk berada dalam situasi yang sesuai dengan kebutuhan anggota dan mitra kami, ”katanya.

Jordan akan menempati kantor barunya  pada 7 September. Sementara presiden sebelumnya, Dr Carmen Peña akan terus bersama FIP sebagai immediate past president.

FIP adalah organisasi yang membawahi 140 organisasi apoteker di seluruh dunia. Anggotanya sekitar 4 juta apoteker yang berasal dari berbagai bidang kerja berbeda. Dari Indonesia, antara lain hadir Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia, Nurul Fallah Eddie Pariang, Wakil Ketua PP IAI Saleh Rustandi serta apoteker dari RSCM, Yulia Trisna.

Tiga Isu Utama

Program kongres berkembang di sekitar tiga isu utama yang berkaitan dengan transformasi perawatan kesehatan: orang - pasien dan tenaga kerja; sistem - bagaimana perawatan kesehatan diatur dan dibiayai; serta obat-obatan dan teknologi. Ketiga hal tersebut merupakan tantangan utama sistem kesehatan dunia saat ini. Dengan membawa apoteker dan ilmuwan farmasi dari seluruh dunia bersama-sama, kongres menyoroti cara di mana apotek dapat mengubah hasil kondisi pasien.

‘’Transforming Outcomes adalah tema kongres FIP kali ini. Sebuah tema yang akan menjadi pengingat bagi peserta bahwa fokus mereka harus selalu pada pasien,’’ ungkap Linda Hakes, salah satu panitia. Peserta dapat belajar tentang perkembangan ilmiah baru dan model baru praktik farmasi dalam sesi mulai dari "Terobosan dalam nanoteknologi farmasi untuk pengiriman obat antikanker oral" hingga "Memperluas peran apoteker dalam perawatan kesehatan primer melalui layanan non-dispensing kolaboratif". Sesi juga akan fokus pada inovasi dalam pendidikan dan kerja kolaboratif dengan profesi lain, misalnya, dalam sesi "Pendidikan Interprofessional: Transformasi hasil untuk abad ke-21".