Resistensi antimikroba (AMR) merupakan ancaman signifikan bagi kesehatan masyarakat. Surveilans AMR dapat dilakukan untuk menilai masalah AMR - mengidentifikasi organisme yang resisten/kombinasi obat, dan mengukur perubahan dalam prevalensi dan distribusi.
Untuk itu pada tanggal 22 Maret 2019, pukul 10.00-12.00 WIB, PP Ikatan Apoteker Indonesia melakukan pertemuan dengan pihak Ausvet dan Kementerian Pertanian dalam rangka penjajakan kerjasama dengan Ausvet Australia perihal Antimicrobial Resistance (AMR) Surveillance di Indonesia.
Ausvet adalah perusahaan konsultan epidemiologi One Health dengan pengalaman bekerja di 60 negara selama 22 tahun terakhir.
Salah satu produk Ausvet adalah i-sikhnas, yaitu sistem informasi kesehatan hewan yg saat ini dikelola oleh Kementerian Pertanian. I-sikhnas merupakan sistem informasi yang bermanfaat dua arah, tidak hanya dibutuhkan oleh pemerintah tetapi juga bisa dipakai langsung oleh peternak hewan. Sistem ini merupakan sistem surveillance kehewananan dengan database terbesar di dunia karena melibatkan puluhan ribu peternak dan ratusan ribu hewan ternak.
Subyek penelitian rencananya adalah apotek dengan 3 kategori yaitu:
- chain pharmacy with an established information system;
- independent pharmacy with established information system dan;
- independent pharmacy without a system.
PP IAI dihadiri oleh Ketua Umum, Drs. Nurul Falah, Apt, dan Sekjen, Noffendri Roestam, S.Si, Apt. Hadir pula secara teleconference, Ketua Bidang IT, Drs. Hilwan Yuda Teruna, Apt, dan Ketua Bidang Riset, DR. Andi Hermansyah.
Dari pertemuan ini diharapkan PP IAI dapat berkontribusi dalam pengembangan sistem informasi surveillance AMR yang saat ini belum ada di Indonesia.